Labels

Tuesday, December 6, 2011

KISAH BADRUN (part 1)

Tuhan emang nggak bakal ngasih cobaan kepada manusia diluar kemampuannya, itulah janji Tuhan. tapi Tuhan tidak menjamin kalo hidup itu akan mudah. hidup ini sulit teman, bahkan lebih sulit daripada soal matematika ujian nasional yang pernah gw hadepin beberapa tahun lalu. sebut saja Badrun, badrun adalah salah satu 'praktisi' yang mengalami situasi seperti ini, dan semoga kisahnya bisa membuat lo tersadar sedikit tentang betapa beratnya hidup.
Badrun adalah seorang remaja berusia 23 tahun, remaja yang pintar, pandai bergaul, dan disukai teman-temannya karena tingkah lakunya yang lucu. secara fisik, tidak ada alesan juga buat dia untuk minder. badrun dianugerahi badan yang tinggi tegap, berkulit sawo matang, rambut ikal, badan yang cukup atletis, dan muka yang gak jelek-jelek amat. sekilas mirip zumi zola campur didier drogba. status 'idola wanita' juga bisa dialamatkan ke badrun, karena pekerjaan dia adalah pekerjaan yang memungkinkan mendapatkan status tersebut.
tampak luar, kehidupan badrun sepertinya baik-baik saja. kesehariannya juga jauh dari kesan bahwa dia adalah 'praktisi beratnya hidup'. dia selalu melemparkan senyum terbaiknya ke orang-orang yang dia temui. itulah kelebihannya, dia bisa dengan baik memerankan tokoh berkepribadian ganda. tersenyum dalam tangis bukan hal yang sulit dilakukan oleh badrun.
lalu ada apa dengan badrun? apa yang membuat dia bisa dikategorikan 'praktisi beratnya hidup'? apa hebatnya dia?
nggak banyak yang tau, dibalik keceriaan badrun, dia memendam rasa takut yang luar biasa tentang hidup ini. badrun adalah pemimpi kelas kakap, dia banyak memiliki mimpi yang tersembunyi dibalik angan-angannya. mimpi yang dia sendiri sebenarnya nggak yakin bisa terwujud atau nggak. sejatinya, badrun sangat yakin dengan kemampuan dalam dirinya, tapi terkadang 'beratnya' hidup membuat keyakinan itu mulai goyah.
5 tahun yang lalu, badrun divonis mengidap penyakit yang mengerikan. dia divonis mengidap kanker paru-paru stadium 2. coba lo meremin mata lo sebentar, dan bayangin jika lo yang ada di posisi badrun saat itu, di usia badrun saat itu yang baru 18 tahun, usia yang lagi labil-labilnya, usia dimana remaja baru mulai mencari jati diri, badrun udah harus mikul berat beban yang beratnya mungkin ngalahin berat tubuhnya sendiri. belom sampe disitu, bisa lo bayangin, kalo tiba-tiba lo ada di keadaan dimana lo mendengar pembicaraan rahasia antara dokter dan orangtua lo, yang bilang kalo umur lo gak lebih dari sepuluh taun setelah vonis itu!
bisa lo bayangin? bisa lo rasain? bisa lo mikir apa yang terjadi kalo hal itu terjadi pada diri lo sendiri?
badrun menanggungnya sendiri, dia gak mau banyak orang tau tentang penyakitnya ini. dia mau tetep dianggap sebagai orang yang sehat. karena itu, badrun selalu berusaha untuk bersikap biasa aja, kaya orang-orang sehat lainnya. badrun mencoba untuk membangun mindset di kepalanya kalo kanker itu sama aja kaya penyakit-penyakit lainnya, kaya flu, batuk, pusing, dll. kanker sama dengan penyakit lain, bisa sembuh dan tidak mematikan! mindset itulah yang selalu ada di kepala badrun, terus ditanam olehnya, bahkan sampai dengan saat ini, saat usianya uda menginjak 23 tahun. usia dimana mulutnya memang masih bisa berbohong tentang penyakitnya, tapi tubuhnya tidak.
bersambung...

No comments: