kecelakaan yang menimpa bokap badrun membuat badrun kalang kabut. harapan untuk hidupnya sendiri yang belom jelas, ditambah lagi dengan kejadian kaya gini membuat badrun semakin sering bertanya kepada Tuhan, 'GOD, what next?'. apalagi selanjutnya Ya Tuhan? kenapa selalu saya yang menjadi tempat murka-Mu? saya juga ingin seperti manusia lain yang bisa hidup bahagia tanpa beban yang begitu besar di pundak ini!, badrun marah, badrun kesal kepada Tuhan-Nya, dia hanya bisa menangis di solatnya, di sebuah mushola kecil di samping ruangan UGD di rumah sakit tempat bokap badrun dirawat. ruangan ini emang jadi tempat favorit badrun kala itu, ukurannya gak lebih dari 5x5 meter, ruangan ini juga gak mempunyai pencahayaan yang bagus, kalo malem hari apalagi, yang ada cuman nyamuk beterbangan kesana kemari.
tapi badrun tetap menyukai tempat ini, di mushola kecil ini, badrun bisa mengungkapkan semua yang dia rasakan. dia bisa menangis dan menumpahkan air matanya yang tertahan di depan keluarga dan teman-temannya. badrun masih seperti itu, dia selalu mau terlihat kuat, dia bukan orang yang lemah tampak dari luar. dia mau menjadi laki-laki yang dapat diandalkan oleh keluarganya, dan dia tau, semakin kesini, perannya sebagai anak laki-laki satu-satunya di keluarganya akan semakin dibutuhkan. itu alesannya, kenapa badrun sama sekali nggak mau terlihat lemah di depan keluarganya, inilah badrun, laki-laki muda yang sudah siap untuk tua mengalahkan umurnya.
waktu terus berlalu, badrun sangat percaya kalo Tuhan selalu bersamanya, Tuhan memberikan kesembuhan bokap badrun, walaupun tidak pulih total. bokap badrun berhasil selamat dari maut, tapi beliau mengalami stroke, dan lumpuh total di bagian kanan tubuhnya, yang memaksanya tidak bisa berjalan, bahkan duduk di kursi roda sekalipun. suatu fakta yang kembali harus diterima badrun.
badrun tetap bersyukur untuk takdir ini, dia berterimakasih kepada Tuhan karena menyelematkan nyawa laki-laki yang sangat dicintainya. mukjizat membuat bokap badrun berhasil lolos dari maut, tapi masalah belom berakhir. berhari-hari bokap badrun dirawat di rumah sakit, dengan penyakit 'mahal' yang diderita, membuat keluarga badrun terkuras sekuras-kurasnya secara finansial. semua orang kayanya uda tau, betapa mahalnya biaya rumah sakit di negeri ini. hasilnya? uda bisa ketebak, rumah, mobil, dan harta benda lainpun 'dikorbankan' untuk kesembuhan bokap badrun. sekali lagi, badrun harus menghadapi ini. dan praktis, setelah musibah yang menimpa bokap badrun, mesin uang pun secara otomatis berpindah tangan. badrun sudah siap untuk menjadi mesin itu, mesin pengganti yang harus 'sudah panas' sebelum waktunya. demi masa depan keluarganya, badrun terlalu siap untuk itu.
No comments:
Post a Comment